"Sebuah Pelukan untuk Agama"
/i/
Sejak detik penciptaan
Orang tua menaarufkan kita pada
Seorang kawan yang keberadaannya
hanya dapat kita yakini: Agama.
/ii/
Waktu kita masih ranum di subuh waktu
Ibu adalah kamus pertama yang kubaca
saksama. Ia tafsirkan segala kata pelik
yang berhamburan kala kubuka
lembaran-lembarannya dengan hangat
dan sederhana.
Ayah adalah lampu pertama yang
kupandang teduh. Ia menyala saat aku
kebingungan memahami tafsiran ibu
yang kadang remang bagiku. Ia menyala
5 watt sambil mengantarku ke samar
(kadang menghitam) belantara
dongengnya sendiri.
Agama adalah sahabat pertama yang
merangkulku mesra. Ia mengajariku cara
mencintai Tuhan, dari bahasa - bahasa
Tuhan pada kitab suci-Nya dengan tabah:
Cinta.
/iii/
Waktu kita menjulang pada siang waktu
Kita menjelma cendikiawan yang usai
mengkhatamkan segala buku filsafat,
sastra, ilmu pengetahuan lainnya juga
masih menggenggam sahabat kecil kita.
/iv/
Waktu kita matang menuju petang waktu
Kita asah-tajamkan ideologi seperti
parang. Berkibar. Berperang. Bahkan
menghunuskan ia pada jantung Agama
yang telah kita peluk erat demi membela
kemasukakalan dan ajaran lain.
/v/
Apapun yang tersayat sebilah khianat
Akan mendarah-nanahkan
ketidak percayaan
dengan senantiasa.
/vi/
Sebuah cinta membangunkan pelukan,
Sebuah pelukan menidurkan cinta.
-Nic
#puisibersaksi
#thingsoflove
@kumpulanpuisi
Puisi Cemburu Puisi Cinta Puisi Jatuh Cinta Puisi Kerinduan Puisi Kesedihan Puisi Patah Hati Puisi Persahabatan