Singgahmu
Bicaralah demam yang kelirukan
pikiranku
mengapa begitu jauh dan sakit merasa
hanyut terbawa mimpi
yang riuh kan merauh duka daripada
mata yang sembab malam tadi
Demam yang begitu dingin sekujur luka
ditusuk-tusuk angin, hingga bibirku tak
mengucap apapun
hanya air mata yang dibekuk mengalir
meraung linang itu terpecah
Mungkin sebab ini kau pelihara segala
perih
di kamarmu yang mati sebab ada yang
pergi
kelana waktu memegang peranan
pelukan yang habis dan tak terulang
meninggalkan kamarku keluar dari
jendela
Sepertinya, ada sesuatu tabir yang kau
penjarakan
dalam hatiku tumbuh abjadmu di selasar
relung
meninggikan demamku yang semakin
dingin
tak ada hangat sama sekali
Seperti seucap pamit darimu
yang hanya sepatah dua patah kata
dan buatku,
mematahkan semuanya
Jakarta Di Ujung Pena
Rizky Adriansyah
Puisi Cemburu Puisi Cinta Puisi Jatuh Cinta Puisi Kerinduan Puisi Kesedihan Puisi Patah Hati Puisi Persahabatan