Radiohead dan Woody Allen
Aku ingin menyapamu melalui sebuah
aksara,
berharap netramu sudi tuk singgah pada
tiap - tiap abjad yang telah aku rangkum.
Aku marah dengan kenyataan; engkau
istimewa, liar, dan sulit dikendalikan-dan
aku suka.
Kau mengetahui banyak hal magis; kau
bahkan mampu mendengar gelak
kesunyian dan
keterasingan yang tak bisa diterka oleh
gendang telingaku.
Pada kesunyian, kau mampu meraba
barisan puisi pada sebilah ilusi.
Keterasingan; kau temukan rumahmu dan
menutup diri tuk mendengar alunan yang
memabukkan lebih dari anggur-hanya
saja, kau tak mau berbagi denganku.
Netramu berjalan seperti kamera statis
pada sebuah balada sinema-
memperlihatkan hal - hal detail yang luput
dari penglihatanku; meleburkan manis
pahitnya serangkaian peristiwa.
Kau adalah seni.
Manuskrip ini mungkin terdengar skeptis
dan sedikit sarkastik-jelas kau tidak akan
menyukainya.
Aksara ini tercipta dari sebuah pemikiran
realis; dengan humor kering yang kerap
kali menertawakan diri sendiri karena tak
mampu membuatmu melirik meski
barang sedetik.
Deretan aksara pada tulisan ini mungkin
saja terdengar sumbang bagimu, karena
kau tak pernah menyukai obsesi tabu.
Kau akan mencari cara untuk
melenyapkanku.
Dan tulisan ini... Akan tetap disini,
menunggu hingga suatu hari nanti
netramu sudi untuk menyentuhnya.
Lalu, nuranimu perlahan menyadari
bahwa kesempurnaan ialah sebuah
kemustahilan absolut.
Kata mereka 'lebih baik terlambat'.
Namun, aku berpacu dengan waktu-
tulisan ini abadi, sedang aku adalah
kenyataan fana.
-Mega
#BlueVincent
@kumpulanpuisi
Puisi Cemburu Puisi Cinta Puisi Jatuh Cinta Puisi Kerinduan Puisi Kesedihan Puisi Patah Hati Puisi Persahabatan