Bersuara di Balik Sepi


Bersuara di Balik Sepi

Tulisan ini tercipta di tanggal sembilan
bulan sembilan abad ke dua puluh angka
satu sembilan.

Salam untukmu,
insan yang masih sudi membaca
sebelum memutuskan untuk mencerca
atau berkaca.

Perihal kesemrawutan dunia di luar
dirimu yang sangat melelahkan, mari
tinggalkan sejenak dan fokus pada satu
hal yang lebih penting sebab kini
keadaannya sedang genting.

Semua yang ada di dalam dirimu.
Dirimu sendiri.

Kau sedang berjuang dengan hidupmu.
Dengan segala rasa sakit yang pernah
dirasakan, bahkan yang akan kau
rasakan. Bertahan bersama luka lama
yang kian pudar juga luka baru yang kian
menganga. Semua telah berhasil
mendorongmu jatuh sampai runtuh,
roboh. Hingga akhirnya dirimu sendiri
yang menarikmu untuk bangkit dan
berubah menjadi lebih tangguh.

Kau sedang bertahan dengan hidupmu.
Menjadi lebih baik dari dirimu sendiri
sebelumnya. Mengandalkan sisa - sisa asa
yang kau miliki, kekuatanmu sedang diisi
penuh dengan kasih dan syukur dari
dalam dirimu. Sebelum berkat serta
rahmat semesta menghujanimu secara
intens. Menyelimuti sekaligus
merekatkan semua yang retak dalam
dirimu, agar kau kembali menjadi utuh.

Kau sedang berdamai dengan hidupmu.
Perlahan mulai paham bahwa kau dapat
memilih nilai kebahagiaanmu sendiri.
Sebab diantara semua tawa dan senyum
yang kau berikan pada sekitarmu dengan
tulus, ada dirimu sendiri yang perlu
semua dukungan itu dengan porsi yang
lebih besar secara halus. Segala kasih
yang kau titipkan sedang kau ambil satu-
satu, kau ramu sampai jadi semesta.
Apapun yang kau rasa, kau berjanji untuk
tidak lagi berdusta pada dirimu sendiri.
Dengan waktu yang terus menimbun
kisah, kau berdamai dengan hidupmu
untuk tidak lagi merasa gelisah.

Bersuara di balik sepi,
berdebat dengan sunyi.
" Apakah diriku sendiri sudah layak untuk
aku cintai ?"

-gspm
#miracleinthought
#selfmyloveharder-satu
@kumpulanpuisi


You Might Also Like:

Add your comment
Hide comment

Disqus Comments