Tanpa Kata; tak
bersua
kawan lama.
inikah surga ?
Sudah Begitu Lama,
Tanpa sua; kawan lama.
Apa kabar ?
Kulihat, kau begitu lincah sekarang.
Semakin meriuh dalam ruang, rayu padu
pada kata dalam ulasan.
Mulai dari serpihan, kau berubah dalam
kilaunya pualam.
Tegas menerjang, menghujam bebas
layaknya peluru logam.
Mencabik segala kelam; menuju api
penuh dendam
Sedari tangis sedu sedan,
hingga tutur lidah yang lihai tak bertuan,
kau lahap penuh dalam genggaman.
Dari telapak sampai tengkorak wajah,
Dosa - dosa terlihat menengadah
Sedang genggaman pintu kembali
bercumbu dengan kunci baru
Dalam saksian dahan pohon pada pijakan
merpati
Bila rindu ini kau perkosa habis-habisan
Jauh dalam ratapan; nestapa tak karuan
Biar air mata meledak sejadi-jadinya
Selayaknya Nagasaki atau pula
Hiroshima.
Bila resah ini kau hujam hingga
sesenggukan
Berlubang hingga rumpang; renjana pun
telah dititah dalam harapan.
Biar darah tumpah-meruah dalam cawan,
berkucuran
Selayaknya Ambarawa, atau pula api di
Bandung, yang kan jadi Lautan.
Anjing - anjing membuncit dalam
busungnya
Kepalan kupu - kupu tak seindah warnanya
Bukankah ini surga ? tentu tak ada salah
satu isinya
Hanya kemunafikan dalam setiap
perjalanan
Dusta yang kian mulus berseluncuran
Hingga lidah - lidah yang menari lincah
tanpa suatu tanggungan
Sedang di pinggiran selokan, gulita teriak
memar seketika
Bertalu-talu kotoran menjejali setiap
makna
Biar, biarlah tabiat terlihat aslinya
Hancur lebur dalam lumatan dubur
-mesinketik&Istwrds
@kumpulan_puisi
Puisi Cemburu Puisi Cinta Puisi Jatuh Cinta Puisi Kerinduan Puisi Kesedihan Puisi Patah Hati Puisi Persahabatan