Replika Pekik Merdeka Yang Terluka


Replika Pekik Merdeka Yang Terluka

Sontak pekik memekak
Hasrat Merdeka menuju langkah desak
Tak lagi mementingkan kerah baju
Kancing pun terberai dengan keringat di
dada begitu bara, dan Merah Putih harus
mengudara.

Empat puluh lima,
bilangan waktu yang cukup lama
Merdeka telah menjadi sandang bagi
Nusantara
Penjajah bersenjata telah enyah dari
tanah tercinta. Peluh para Pahlawan
bangsa terbayar sudah--Merdeka.

Anjak waktu pada detik kini dalam ajak,
merdeka menjadi leluasa bagi anak
bangsa adalah cita bersama, bukan
hanya teriakan penguasa semata. Di
punggungnya kini beban jajah baru,
begitu terasa di mata jelata. Dengan
mempersembahkan derita baru berupa
imperatif kecurangan masal. Kata
" merdeka " yang dulu sakral kini hanya
auman yang tiada hirau.

Di dadanya dasi bewarna tak bernurani
Warna-warni mempernik sengsara yang
unik
Mencekik !
Membungkam tenggorok jelata agar tak
bisa dengkur dengan mimpi yang tak
berkesudah.

Telah kering ludah - ludah umpatan
Darah pun mengental kelam di pinggir
tepian harapan. Derita inikah tujuan
mengisi kemerdekaan ? Yang sepertinya
kursimu begitu tinggi untuk
menghiraukan.

Tetap dagumu begitu congkak menatap
langit.
Sementara jerit liar mengisi beranda
waktu di perut - perut lapar bagai anjing
buduk yang terkapar, pada papar janji
yang di umbar tanpa terjalani dengan
benar.

Sumpahmu memajukan kehidupan negeri
hanya sebuah basi yang engkau narasi
saat berebut kursi. Dan ketika kau duduk
dengan nyaman, pandanganmu tak
kau toleh pada kami, melenggang sebagai
pemenang hidup yang tak peduli terang
atau redup Merah Putih ini.

-coklatwortel
#chocarrot
@kumpulan_puisi


You Might Also Like:

Add your comment
Hide comment

Disqus Comments