Ikhlas


Ikhlas

sore itu bersama senja yang semakin
menjingga
aku dan kamu saling menikmati deburan
ombak yang dengan lembut membelai
pasir
kita hanya sepasang yang tak seharusnya
bersama
hanya ditakdirkan Tuhan untuk hanya
sekedar mengadu rasa bersama
bukan untuk menua bersama
hanya untuk saling belajar apa srti rasa
yang sesungguhnya
kamu terlalu dingin untuk hangatnya
senja sore ini
kataku
berbicara kepadamu seolah-olah aku
berbicara pada semesta
sudah mau malam sebaiknya kita pulang
nanti ibumu khawatir
katamu, tak membalas perkataanku tadi
seolah aku benar - benar sedang
berdiskusi dengan semesta
ya, aku lemah saat itu entah mengapa
butiran air menetes dari mataku
'aku tak mau ini menjadi perjumpaan
terakhir kita, semoga kamu benar - benar
yakin bahwa pilihan terbaikmu adalah
pergi, semoga siapapun yang nanti
menua bersamamu adalah yang terbaik
dari yang baik, dan katakan padanya ia
beruntung memilikimu'
ucapku tanpa sadar air menetes semakin
deras
aku tak berani menatapmu saat itu
aku tahu keu menatapku
namun rasanya tak ada daya untuk hanya
membalas tatapmu
kau membalikkan wajahku,
kau mendekapku erat
hingga aku bisa merasakan detak
jantungmu yang berirama menenangkan
ternyata kamu hangat puan
'semoga aku bahagia, dan kamu lebih
bahagia' bisikmu ke telingaku
tangisku pecah dipelukanmu
hingga kau dan aku saling melepas
sore itu semesta menjadi saksi, dan
senja menjadi bukti
bahwa ikhlas adalah jalan keluarnya

-(a.r);sembilanjuli
@kumpulanpuisi


You Might Also Like:

Add your comment
Hide comment

Disqus Comments